Ibadah yang
sering dilakukan umat Islam adalah shalat. Shalat bukan hanya ritual
penyembahan kepada Allah tetapi juga bermanfaat sebagai penyembuhan dari
berbagai penyakit, terutama dalam hal ini adalah penyakit jantung. Penyakit
jantung adalah penyakit yang mematikan yang bisa menyerang siapa saja, baik tua
maupun muda. Penyebab penyakit jantung adalah kebiasaan merokok, kurang gerak
atau olah raga, dan stres.
Banyak sudah
dalil-dalil Al-Quran maupun hadits maupun penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
ilmuwan untuk mengungkap manfaat dari shalat. Akan tetapi, di antara umat Islam
masih menganggap remeh tentang shalat. Akhirnya, pelaksanaan shalat
ditunda-tunda sampai keluar waktunya. Padahal shalat itu merupakan kewajiban
bagi umat Islam yang mempunyai segudang manfaat untuk hidup di dunia maupun
akhirat.
Buku setebal
186 halaman yang ditulis oleh Imam Musbikin ini berusaha mengungkapkan
keajaiban dari shalat yang bisa dijadikan sebagai terapi jantung. adapun
manfaat shalat yang bisa dijadikan terapi-terapi jantung adalah bacaan, doa,
dan gerakan shalat.
Di antara
terapi shalat dari bacaan pada waktu shalat yaitu menurut sebuah penelitian
yang dilakukan oleh seorang profesor psychologist yang bernama Prof.
Vander Hoven bahwa ia telah mengadakan survei terhadap pasien yang ada di rumah
sakit belanda yang kesemuanya non-muslim selama tiga tahun. Dalam penelitian
tersebut, ia melatih para pasien untuk mengucapkan kata Allah (Islamic
pronouncing) dengan jelas dan berulang-ulang.
Hasil dari
penelitian tersebut sangat mengejutkan, karena para pasien yang mengucapkan
kata Allah dengan berulang-ulang itu menjadi tenang, terutama sekali
bagi pasien yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan orang yang mengalami
stres. Profesor tersebut juga menjelaskan bahwa huruf pertama dalam Allah yaitu
“a”, dapat melonggarkan (melancarkan) saluran pernafasan (aspiratory system)
dan mengontrol pernapasan (controls breathing). Dan pengucapan huruf
konsonan “L” dengan lidah menyentuh bagian atas rahang dapat memberikan efek
rileks (hal. 17-18).
Pengaruh
shalat berjamaah dalam terapi penyakit jantung juga diulas dalam buku ini.
Karena kebanyakan dari penyakit jantung butuh dukungan sosial (social
support) dari orang lain dan apabila penderita penyakit jantung dibiarkan
kesepian maka akan berdampak melemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga
menambah parah penderita penyakit jantung.
Menurut
Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, aspek kebersamaan dalam shalat
berjamaah mempunyai nilai terapeutik, dapat menghindarkan seseorang dari rasa
terisolir, terpencil, tidak dapat bergabung dalam kelompok, maupun tidak
diterima atau dilupakan. Shalat yang dilakukan berjamaah juga memiliki efek
terapi kelompok. Sehingga perasaan cemas, terasing takut, menjadi hilang
(hal.151-154).
Akan
tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa yang dijadikan tujuan dalam shalat
adalah mengharap ridha Allah bukan yang lainnya. Sehingga pelaku shalat hatinya
menjadi ikhlas dan keikhlasan itulah yang melahirkan ketenangan. Dari
ketenangan itulah yang bisa menghambat timbulnya penyakit jantung.
Oleh sebab
itulah, buku ini sangat penting dibaca bagi mereka yang mempunyai penyakit
jantung maupun bagi orang yang ingin menghindari diri sedini mungkin dari penyakit
berbahaya tersebut. Lebih dari itu juga harapan dari buku ini adalah kita dapat
meyakini seyakin-yakinnya bahwa Allah swt, sangat sayang kepada kita. Buktinya
Allah memberikan solusi dari berbagai masalah yang kita hadapi dengan shalat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar